KATA SERAPAN
Berdasarkan taraf
integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua
kelompok besar.
Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia,
seperti reshuffle, shuttle cock, dande l'homme par l'homme. Unsur-unsur itu
dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya
masih mengikuti cara asing.
Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
ATURAN PENYERAPAN
IMBUHAN
Aturan-aturan imbuhan
serapan dari bahasa asing mengikuti aturan yang kurang lebih sama dengan aturan pembentukan kata berimbuhan lain.
- Disambung jika menggunakan kata dasar. Contoh: dwiwarna, pascasarjana.
- Dipisah jika menggunakan kata bentukan atau turunan. Contoh: pra pemilu.
- Diberi tanda hubung jika kata dasar berawalan huruf kapital. Contoh: non-Indonesia, anti-Israel.
PENYESUAIAN KATA SERAPAN
C di muka a,u,oa,dan konsonan menjadi k
Calomel kalomel
Construction konstruksi
Cubik kubik
Coup kup
C (sanskerta) menjadi s
Cabda sabda
Castra sastra
Ee (Belanda) menjadi e
Stratosfeer stratosfer
Systeem system
I, pada awal suku kata di muka
vocal,tetap i
Imbus imbus
Ion ion
Iota iota
Ie (Belanda) menjadi I jika lafalnya i
Variety varietas
Patient pasien
Efficient efisien
Oe (oi yunani) menjadi e
Oestrogen estrogen
Oenology enology
Foetus fetus
Oo (inggris) menjadi u
Cartoon kartun
Proof pruf
Pool pul
Oo (Belanda) menjadi u
Kompoor kompor
Provost provos
Konsonan ganda menjadi konsonan tunggal
kecuali kalau dapat membingungkan.
Misalnya:
Gabro gabro
Accu aki
Effect efek
Commission komisi
Ferrum ferum
Solfeggio solfegio
Tetapi:
Mass massa
Catatan:
Unsur pungutan yang sudah lazim dieja secara Indonesia tidak perlu lagi
diubah
Misalnya:
Kabar Sirsak
Iklan Perlu
Bengkel Hadir
Sekalipun dalam ejaan yang disempurnakan huruf q dan x
diterima sebagai bagian abjad bahasa Indonesia, unsur yang mengandung kedua
huruf itu di Indonesiakan menurut kaidah yang terurai di atas. Kedua huruf itu
dipertahankan dalam penggunaan tertentu saja seperti dalam pembedaan nama dan
istilah khusus.
Di samping pegangan untuk penulisan
unsur serapan tersebut di atas, berikut ini didaftarkan juga akhiran-akhiran
asing serta penyesuaiannya dalam bahasa Indonesia. Akhiran itu diserap bagian
kata yang utuh. Kata seperti standarditasi, efektif, dan implementasi diserap
secara utuh di samping kata standar,efek,dan implement.
-aat (Belanda) menjadi –at
advokaat advokat
plaat pelat
-age menjadi –ase
percentage persentase
etalage etalase
-al, -eel (Belanda), -aal (Belanda)
menjadi –al
structural, structureel structural
formal, formeel formal
-ant menjadi -an
accountant akuntan
informant informan
-archy, -archie (Belanda) menjadi arki
anarchy, anarchie anarki
oligarchy, oligarchie oligarki
-ary, air (Belanda) menjadi -er
complementary,
complementair komplementer
primary, primair primer
-(a)tion, -(a)tie
(Belanda) menjadi -asi, -si
action, actie aksi
publication, publicatie publikasi
-eel (Belanda) yang tidak ada padanannya
dalam bahasa Inggris menjadi –il
matereel materiil
morel moril
-ein tetap ein
casein kasein
protein protein
-ic, -ics, -ique, -iek, -ica (nomina)
menjadi -ik, ika
logic, logica logika
phonetics, ponetiek fonetik
ic (nomina) menjadi ik
electronic elektronik
statistic statistik
-ic, -ical, -isch (adjectiva) menjadi -is
electronic,
electronisch elektronis
economical, economisch ekonomis
-ile, -iel menjadi -il
percentile, percentiel persentil
mobile, mobiel mobil
-is, -isme (Belanda) menjadi –isme
modernism, modernisme modernisme
communism, comunisme komunisme
-ist menjadi -is
publicist publisis
egoist egois
-ive, -ief (Belanda) menjadi -if
descriptive,
descriptief deskriptif
demonstrative,
demonstratief demonstratif
-logue menjadi -log
catalogue katalog
dialogue dialog
-logy, -logie (Belanda) menjadi –logi
technology, technologie teknologi
physiology, pysiologie fisiologi
-loog (Belanda) menjadi –log
analoog analog
epiloog epilog
-oid, -oide (Belanda) menjadi -oid
homonoid, homonoide homonoid
anthropoid, anthropoide anthropoid
-oir(e) menjadi -oar
trotoir trotoar
repertoire repertoar
-or, -er, (Belanda) menjadi -ur, -ir
director, directer direktur
inspector, inspecteur inspektur
-or tetap -or
dictator dictator
corrector corektor
-ty, -teit (Belanda) menjadi -tas
university,
universiteit universitas
quality, kwaliteit kualitas
-ure, -uur (Belanda) menjadi -ur
structure, struktuur struktur
premature, prematuur prematur
PEMAKAIAN TANDA BACA
A.
Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir
kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh: Saya suka makan nasi.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
Contoh: Saya suka makan nasi.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
2. Tanda titik dipakai pada akhir
singkatan nama orang.
Contoh:
Contoh:
·
Irwan S. Gatot
·
George W. Bush
Apabila nama itu
ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Dwiki Halla
Contoh: Dwiki Halla
2. Tanda titik dipakai pada akhir
singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Contoh:
·
Dr. (doktor)
·
S.E. (sarjana ekonomi)
·
Kol. (kolonel)
·
Bpk. (bapak)
3. Tanda titik dipakai pada singkatan
kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas
tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
Contoh:
·
dll. (dan lain-lain)
·
dsb. (dan sebagainya)
·
tgl. (tanggal)
·
hlm. (halaman)
4. Tanda titik dipakai untuk
memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka
waktu.
Contoh:
Contoh:
·
Pukul 7.10.12 (pukul 7
lewat 10 menit 12 detik)
·
0.20.30 jam (20 menit,
30 detik)
5. Tanda titik dipakai untuk
memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
6. Tanda titik tidak dipakai untuk
memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:
Contoh:
·
Nama Ivan terdapat pada
halaman 1210 dan dicetak tebal.
·
Nomor Giro 033983 telah
saya berikan kepada Mamat.
7. Tanda titik tidak dipakai dalam
singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah
diterima oleh masyarakat.
Contoh:
Contoh:
·
DPR (Dewan Perwakilan
Rakyat)
·
SMA (Sekolah Menengah
Atas)
·
PT (Perseroan Terbatas)
·
WHO (World Health
Organization)
·
UUD (Undang-Undang
Dasar)
·
SIM (Surat Izin
Mengemudi)
·
Bappenas (Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional)
·
rapim (rapat pimpinan)
8. Tanda titik tidak dipakai dalam
singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
contoh:
contoh:
·
Cu (tembaga)
·
52 cm
·
l (liter)
·
Rp350,00
9. Tanda titik tidak dipakai pada
akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan
sebagainya.
contoh:
contoh:
·
Latar Belakang
Pembentukan
·
Sistem Acara
·
Lihat Pula
B. Tanda Koma (,)
1.
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan: dengan koma sebelum "dan"]
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan. [Catatan: tanpa koma sebelum "dan"]
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan: dengan koma sebelum "dan"]
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan. [Catatan: tanpa koma sebelum "dan"]
2.
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang
didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
3.
a) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Contoh:
·
Kalau hari hujan, saya
tidak akan datang.
·
Karena sibuk, ia lupa
akan janjinya.
b) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila
anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
4.
Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan
penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya
oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan
tetapi.
Contoh:
Contoh:
·
Oleh karena itu, kamu harus datang.
·
Jadi, saya tidak jadi datang.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya,
wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
contoh:
contoh:
·
O, begitu.
·
Wah, bukan main.
6.
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
7.
Tanda koma dipakai di antara (i)
nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv)
nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
Contoh:
·
Medan, 18 Juni 1984
·
Medan, Indonesia.
8.
Tanda koma dipakai untuk
menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
9.
Tanda koma dipakai di antara
bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
10.
Tanda koma dipakai di antara nama
orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan
nama diri, keluarga, atau marga.
contoh: Rinto Jiang, S.E.
contoh: Rinto Jiang, S.E.
11.
Tanda koma dipakai di muka angka
persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh: 33,5 m Rp. 10,50
Contoh: 33,5 m Rp. 10,50
12.
Tanda koma dipakai untuk mengapit
keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
13.
Tanda koma dipakai untuk
menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita
memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan
bahasa.
14.
Tanda koma tidak dipakai untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat
jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
C. Tanda Titik Koma (;)
1.
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan
setara.
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
2.
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu
kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
D.
Tanda Titik Dua (:)
1.
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian.
Contoh:
Contoh:
·
Kita sekarang
memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
·
Fakultas itu mempunyai
dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata
atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua : Axel
Wakil Ketua : Putri
Sekretaris : Helena
Wakil Sekretaris : Michelle
Bendahara : Tio
Wakil bendahara : Dikel
Contoh:
Ketua : Axel
Wakil Ketua : Putri
Sekretaris : Helena
Wakil Sekretaris : Michelle
Bendahara : Tio
Wakil bendahara : Dikel
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks
drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"
Contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara
jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab
suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
5. Tanda titik dua dipakai untuk
menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
6. Tanda titik dua tidak dipakai kalau
rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
E. Tanda Hubung (-)
1.
Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
2.
Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh:
Contoh:
·
p-e-n-g-u-r-u-s
·
8-4-1973
3.
Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan:
Bandingkan:
·
ber-evolusi dengan
be-revolusi
·
dua puluh lima-ribuan
(20×5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
·
Istri-perwira yang
ramah dengan istri perwira-yang ramah
4.
Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang
dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an,
(d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan
rangkap.
Contoh:
Contoh:
·
se-Indonesia
·
hadiah ke-2
·
tahun 50-an
·
ber-SMA
·
KTP-nya nomor 11111
·
sinar-X
·
Menteri-Sekretaris
Negara
5.
Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
asing.
Contoh:
Contoh:
·
di-charter
·
pen-tackle-an
6.
Tanda hubung digunakan menyambung suku-suku
kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Contoh:
·
Ayahku bekerja di rumah
sa-kit.
·
Guru itu sedang
me-nulis di depan kelas.
F. Tanda Pisah (–, —)
1a. Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan
penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
Contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
1b. Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga
kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
2a. Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti
sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:
Contoh:
·
1919–1921
·
Medan–Jakarta
·
10–13 Desember 1999
2b. Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara,
atau bersama tanda kurang (−).
Contoh:
Contoh:
·
dari halaman 45 sampai
65, bukan dari halaman 45–65
·
antara tahun 1492 dan
1499, bukan antara tahun 1492–1499
·
−4 sampai −6 °C, bukan
−4–−6 °C
G. Tanda Elipsis (...)
1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat
yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan naskah drama.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa
dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan, misalnya dalam
kutipan langsung.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah
kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan
teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
H.
Tanda Tanya (?)
1.
Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh:
Contoh:
·
Kapan ia berangkat?
·
Saudara tahu, bukan?
Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam
tulisan ilmiah.
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan
bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
Contoh:
·
Ia dilahirkan pada
tahun 1683 (?).
·
Uangnya sebanyak 10
juta rupiah (?) hilang.
I. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang
berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,
ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:
Contoh:
·
Alangkah mengerikannya
peristiwa itu!
·
Bersihkan meja itu
sekarang juga!
·
Sampai hati ia membuang
anaknya!
·
Merdeka!
Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam
tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan
atau transkripsi drama.
J.
Tanda Kurung ((...))
1. Tanda kurung mengapit keterangan
atau penjelasan.
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
2. Tanda kurung mengapit keterangan
atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh:
Contoh:
·
Satelit Palapa
(pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit
domestik di Indonesia.
·
Pertumbuhan penjualan
tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran
dalam negeri.
3. Tanda kurung mengapit huruf atau
kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
Contoh:
·
Kata cocaine
diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a)
·
Pembalap itu berasal
dari (kota) Medan.
4. Tanda kurung mengapit angka atau
huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.
Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang
berturut-turut. Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.
Contoh:
Contoh:
·
Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919)
(dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina.
·
Tepat: Nikifor
Grigoriev (c. 1885–1919), dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv, merupakan
seorang pemimpin Ukraina.
·
Tepat: Nikifor Grigoriev
(c. 1885–1919) merupakan seorang pemimpin Ukraina. Dia juga dikenal sebagai
Matviy Hryhoriyiv.
K. Tanda Kurung
Siku ([...])
1. Tanda kurung
siku mengapit
huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau
bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan
atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Tanda kurung
siku mengapit
keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
L. Tanda Petik ("...")
1. Tanda petik mengapit petikan
langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh:
Contoh:
·
"Saya belum
siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
·
Pasal 36 UUD 1945
berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."
2. Tanda petik mengapit judul syair,
karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
Contoh:
·
Bacalah "Bola
Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
·
Karangan Andi Hakim
Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan
dalam Tempo.
·
Sajak "Berdiri
Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
3.
Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai
arti khusus.
Contoh:
Contoh:
·
Pekerjaan itu
dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
·
Ia bercelana panjang
yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".
4.
Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu.”
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu.”
5.
Tanda baca penutup
kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang
mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat
atau bagian kalimat.
Contoh:
Contoh:
·
Karena warna kulitnya,
Budi mendapat julukan "Si Hitam".
·
Bang Komar sering
disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
M.
Tanda Petik Tunggal
('...')
1.
Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
Contoh:
·
Tanya Basri, "Kau
dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
·
"Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak
anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak
Hamdan.
2. Tanda petik tunggal mengapit makna,
terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh: feed-back 'balikan'
Contoh: feed-back 'balikan'
N. Tanda Garis Miring (/)
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor
surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam
dua tahun takwim.
Contoh:
Contoh:
·
No. 7/PK/1973
·
Jalan Kramat III/10
·
tahun anggaran
1985/1986
2. Tanda garis miring dipakai sebagai
pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda bagi dalam pecahan
dan rumus matematika.
Contoh:
Contoh:
·
harganya
Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)
·
kecepatannya 20 m/s
(kecepatannya 20 meter per detik)
·
7/8 atau 7⁄8
·
xn/n!
Tanda garis miring sebaiknya tidak
dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi
÷ .
Contoh: 10 ÷ 2 = 5.
Contoh: 10 ÷ 2 = 5.
Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau
garis pembagi dapat dipakai.
Contoh: .
Contoh: .
Tanda garis miring sebaiknya tidak
dipakai sebagai pengganti kata atau.
O. Tanda Penyingkat (Apostrof)(')
Tanda penyingkat menunjukkan
penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
Contoh:
·
Ali 'kan kusurati.
('kan = akan)
·
Malam 'lah tiba. ('lah
= telah)
·
1 Januari '88 ('88 =
1988)
Sebaiknya bentuk ini
tidak dipakai dalam teks prosa biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar