Banyak manajer yang harus membuat suatu keputusan dengan metode – metode pembuatan
informal, seperti tradisi pembuatan keputusan untuk masalah serupa
yang pernah ada, untuk memberikan pedoman bagi mereka.
Atau para manajer juga dapat membuat keputusan berdasarkan nasehat dari seorang ahli atau manajer atasannya. Atau setidaknya para manejer dapat menggunakan pemikiran yang apriori, yaitu mereka membuat anggapan bahwa penyelesaian masalah yang paling logic dan jelas adalah yang paling benar.
Namun,
tidak ada pendekatan pembuatan keputusan
yang dapat menjamin bahwa manajer akan selalu membuat keputusan yang benar. Hanya saja, manajer yang menggunakan suatu pendekatan
yang rasional, intelektual, dan sistematik akan lebih berhasil dibanding
para manajer yang menggunakan pendekatan
informal.
A.
Proses pembuatan
keputusan (Making desicion process)
1.
Perumusan Masalah.
Manajer harus bisa menemukan apa masalah
yang sebenarnya, kemudian menentukan bagian – bagian masalah
yang mereka harus pecahkan serta bagian – bagian
mana yang seharusnya dipecahkan. Untuk mempermudah identifikasi masalah dapat digunakan beberapa cara, yaitu manajer secara sistematik menguji hubungan – hubungan sebab akibat,
manajer harus mencari penyimpangan – penyimpangan atau perubahan –perubahan dari
'normal', serta manajer dapat berkonsultasi dengan pihak – pihak
lain yang mampu memberikan pandangan dan wawasan
yang berbeda tentang masalah atau kesempatan
yang sedang dihadapi.
2.
Pengembangan Alternatif – Alternatif.
Pengembangan sejumlah alternative memungkinkan manajer menolak kecenderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif. Untuk hal ini,
Herbert Simon mengemukakan konsep pemuasan (satisficing) yaitu bahwa pembuat keputusan memilih suatu alternatif yang cukup baik, walaupun bukan suatu
yang sempurna atau ideal.
3.
Evaluasi Alternatif – Alternatif.
Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternatif,
mereka harus mengevaluasinya untuk menilai efektivitas setiap alternatif. Efektivitas dapat diukur dengan dua kriteria, yaitu: apakah alternative realistik bila dihubungkan dengan tujuan dan sumber daya organisasi, dan seberapa baik alternative akan membantu pemecahan masalah.
4.
Pemilihan Alternatif Terbaik.
Pada tahap ini,
manajer akan memilih hasil evaluasi dari berbagai alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi
yang tersedia bagi manajer dan ketidaksempurnaan kebijakan manajer.
5.
Implementasi Keputusan.
Setelah manajer memilih alternative terbaik,
manajer harus membuat recana – rencana untuk mengatasi berbagai persyaratan dan masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan.
Implementasi keputusan menyangkut lebih dari sekedar pemberian perintah. Akan tetapi mencakup juga masalah penetapan anggaran atau skedul kegiatan, mengadakan dan mengalokasikan sumberdaya – sumberdaya yang diperlukan, serta menugaskan tanggungjawab dan wewenang pelaksanaan tugas – tugas tertentu. Dalam hal ini,
manajer perlu memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai resiko dan ketidakpastian sebagai konsekuensi dibuatnya suatu keputusan.
6.
Evaluasi Hasil – hasil Keputusan.
Implementasi keputusan harus terus menerus dimonitor. Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancer dan keputusan memberikan hasil – hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan adalah suatu
proses yang bersifat kontinyu bagi manajer dan merupakan tantangan
yang harus selalu dihadapinya.
Tahapan – tahapan pembuatan keputusan tersebut apabila dilaksanakan dengan baik oleh seorang manajer, niscaya akan diperoleh hasil keputusan
yang tepat dan dapat dipertanggung-jawabkan.
B.
Contoh Kasus (Case
Example)
KASUS I
Sebagai contoh kasus diumpamakan seorang manajer perusahaan
kosmetik “A-plus” menerima laporan penjualan akhir tahun yang menunjukkan bahwa
omzet perusahaan menurun secara drastis. Maka untuk menyikapi hal tersebut si
manajer mencari sebab – sebab terjadinya penurunan omzet yang dialami
perusahaan. Diketahui bahwa sebab menurunnya omzet adalah semakin banyaknya
perusahaan pesaing di bidang yang sama, dan memberikan produk yang lebih baik kepada
konsumen sehinggga para pelanggan perusahaan “A-plus” beralih kepada perusahaan
pesaing. Hal ini disebut perumusan masalah.
Setelah sebab – sebab diketahui dan dijadikan rumusan
masalah, si manajer mencari beberapa solusi untuk mengatasi penurunan omzet tersebut,
diantaranya; 1) Meluncurkan produk baru. 2) Menyebarkan isu bahwa perusahaan
pesaing menggunakan bahan kimia yang berbahaya. 3) Menutup perusahaan dan
menjual seluruh saham pada perusahaan pesaing. Hal ini disebut pengembangan
alternatif – alternatif.
Dari ketiga alternatif tersebut manajer membuat sebuah
evaluasi dengan memepertimbangkan akibat – akibat yang terjadi bila memilih
suatu alternatif yang ada, yakni sebagai berikut:
1. Jika manajer memutuskan untuk meluncurkan
produk baru maka hal ini akan membuat pengeluaran perusahaan meningkat dengan
adanya penambahan biaya produk, biaya gaji, biaya mesin, biaya pemasaran dan
biaya – biaya lainnya.
Namun disisi lain, dengan peluncuran produk ini dan kepercayaan dari
konsumen peusahaan akan mendapatkan kembali pelanggan yang telah beralih.
2. Jika menyebarkan isu bahwa perusahaan pesaing
menggunakan bahan kimia yang berbahaya maka perusahaan akan memiliki image
dari sebagian masyarakat bahwa perusahaan ini melakukan persaingan dengan cara
yang tidak sehat.
Namun disisi lain, perusahaan akan mendapatkan kembali para pelanggannya.
3. Jika perusahaan memilih untuk menutup perusahaan
dan menjual seluruh saham pada perusahaan pesaing maka perusahaan akan
mendapatkan uang yang banyak dari penjualan saham untuk menutupi semua kerugian
akibat penurunan penjualan yang signifikan tersebut.
Namun perusahaan dinyatakan bangkrut.
Penjabaran – penjabaran tersebut dinamakan evaluasi alternatif –
alternatif.
Dengan mempertimbanngkan beberapa alternatif dengan
keuntungan dan resikonya maka manajer memilih untuk meluncurkan produk baru
sebagai alternatif atas masalah penurunan omzet tersebut. Hal ini disebut
pemilihan alternatif – alternatif.
Setelah alternatif dipilih maka manajer mulai
mengintruksikan para pegawainya untuk membuat produk baru dan memasarkannya. Hal
ini disebut implementasi keputusan.
Setelah produk diluncurkan dan dipasarkan manajer
melakukan evaluasi setiap bulan untuk meninjau perkembangannya. Hal ini
disebut evaluasi hasil keputusan.
KASUS II
Sebagai contoh kasus diumpamakan seorang manajer
perusahaan katering mendapatkan laporan bahwa bahan makanan mengalami kenaikan
harga dengan nominal yang signifikan, kenaikan harga ini diakibatkan oleh
naiknya harga BBM yang berpengaruh pada ongkos pengiriman dan buruknya cuaca
yang mengakibatkan menurunnya produktifitas para petani sayur sebagai supplier
bahan pokok utama yang digunakan oleh perusahaan katering ini. Hal ini
disebut perumusan masalah.
Setelah sebab – sebab diketahui dan dijadikan rumusan
masalah, si manajer mencari beberapa solusi untuk mengatasi kenaikan harga
bahan produksi tersebut, diantaranya; 1) Menghentikan dan menolak permintaan
produksi untuk sementara. 2) Menaikkan harga jual produk katering dan
mempertahankan kualitas dan kuantitas produk. 3) Mengurangi kualitas dan
kuantitas produk katering namun tidak menaikkan harga jual. Hal ini disebut
pengembangan alternatif – alternatif.
Dari ketiga alternatif tersebut manajer membuat sebuah
evaluasi dengan memepertimbangkan akibat – akibat yang terjadi bila memilih
suatu alternatif yang ada, yakni sebagai berikut:
4. Jika manajer memutuskan untuk menghentikan dan
menolak permintaan produksi untuk sementara maka hal ini akan membuat
perusahaan tidak mengalami pembengkakan biaya.
Namun disisi lain, dengan menghentikan produksi berarti perusahaan akan
kehilangan pelanggan.
5. Jika menaikkan harga jual produk katering dan
mempertahankan kualitas dan kuantitas produk maka beberapa pelanggan akan
memilih beralih kepada produsen lain ynag menawarkan harga yang lebih murah.
Namun disisi lain, perusahaan akan tetap memiliki kepercayaan dari
pelanggan yang loyal.
6. Jika perusahaan mengurangi kualitas dan
kuantitas produk katering namun tidak menaikkan harga jual maka perusahaan akan
kehilangan kepercayaan pelanggan.
Namun perusahaan tidak mengalami kerugian yang diakibatkan kenaikan harga
pokok bahan produk.
Penjabaran – penjabaran tersebut dinamakan evaluasi alternatif –
alternatif.
Dengan mempertimbanngkan beberapa alternatif dengan
keuntungan dan resikonya maka manajer memilih untuk menaikkan harga jual produk
katering dan mempertahankan kualitas dan kuantitas produk sebagai alternatif
atas masalah kenaikan harga tersebut. Hal ini disebut pemilihan alternatif –
alternatif.
Setelah alternatif dipilih maka manajer mulai
mengintruksikan pegawainya untuk menginformasikan kepada pelanggan bahwa harga
produk katering dinaikkan sesuai dengan kondisi yang ada. Hal ini disebut
implementasi keputusan.
Setelah menaikkan harga produk manajer melakukan evaluasi
setiap bulan untuk memastikan apakah pelanggan tetap setia pada produk katering
tersebut atau beralih ke produsen lain. Hal ini disebut evaluasi hasil
keputusan.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar