Selasa, 20 Maret 2018

Pengaruh perkembangan bisnis Online terhadap bisnis Ritel

Pendahuluan
Saat ini internet bukan lagi merupakan sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia. Dari masyarakat kota hingga desa, semua tahu internet dan telah menggunakannya setiap hari. Bahkan internet sudah menjadi kebutuhan dasar bagi beberapa kalangan seperti pebisnis, mahasiswa, dan yang lainnya. Menurut data dari pemerintah pada tahun 2015, jumlah pengguna internet di Indonesia sudah lebih dari separuh dari total penduduk yaitu 57% atau lebih tepatnya sekitar 137 juta pengguna. Angka itu diperkirakan akan terus bertambah dari waktu ke waktu mengingat pemerintah juga mengagendakan pengguna internet di Indonesia harus menyentuh angka 150 juta di akhir tahun 2015. Dengan semakin banyaknya pengguna internet di Indonesia, tentunya bisnis online atau e-commerce akan semakin berkembang pesat ke depannya.
Bisnis online banyak sekali memiliki keunggulan di bandingkan dengan bisnis konvensional atau offline. Dari segi waktu,
biaya dan tenaga, sudah jelas bisnis online jauh lebih menguntungkan. Dan sudah tentu perkembangan bisnis online akan sangat  berpengaruh terhadap bisnis offline atau bisnis ritel. Ditinjau dari keadaan sekarang, masyarakat sudah banyak yang beralih menggunakan e-commerce atau transaksi keuangan online dari pada transaksi manual menggunakan uang pecahan atau transaksi tunai. Menurut data dari pemerintah, walaupun jumlah pengguna online business di Indonesia masih kalah dengan Negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, namun grafiknya terus mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Bahkan target pemerintah untuk tahun 2015 jumlah transaksi online Indonesia meningkat 250% dari tahun sebelumnya.

Pembahasan
Dengan kemudahan akses internet di Indonesia sekarang ini, masyarakat cenderung lebih menyukai transaksi secara online. Selain cepat dan mudah, transaksi online juga lebih efisien daripada transaksi manual di pasar-pasar dan toko. Akibatnya sekarang, para pelaku bisnis yang memasarkan produknya hanya secara offline beralih ke media online. Hal ini terlihat dari maraknya toko online yang bermunculan dari yang kecil perorangan hingga perusahan korporasi besar yang professional.
Dari perkembangan sistem transaksi online yang begitu pesat, benarkah bisnis ritel mulai terganggu dan terancam? Jika masyarakat banyak beralih kepada transaksi online maka ada kemungkinan bisnis ritel akan mengalami penurunan. Pada tahun 2017 berkembang anggapan bahwa bisnis ritel mengalami penurunan penjualan ritel yang terbilang drastis, hal ini mulai membuat khawatir beberapa pebisnis yang mengelola penjualan ritel. Namun benarkah demikian? Seberapa pengaruh perkembangan bisnis online terhadap penjualan ritel?
Ekonom Dradjat Wibowo wibowo mengatakan sepakat tentang perkembangan pola belanja online yang pesat. Tapi Dradjat membantah anggapan bahwa anjloknya ritel di tahun 2017 dikarenakan pesatnya belanja online.
Di Amerika Serikat (AS) yang menjadi kiblat belanja online dunia, penjualan ritel tetap bagus. Misalnya pada tahun 2016, belanja e-commerce di AS tumbuh 15,6%, lebih tinggi dari pertumbuhan 2015 sebesar 14,6%. Ternyata pesatnya belanja online tersebut sama sekali tidak merusak penjualan ritel. Pada tahun 2016 penjualan ritel di AS tumbuh 3,3%, angka yang tinggi bagi AS. Sedangkan di tahun 2017 pertumbuhannya cenderung berkisar 3,5-4,0%.
Di Indonesia sendiri mencatat pertumbuhan belanja online tertinggi di dunia, rata – rata sekitar 37% pertahun sejak tahun 2013. Tapi ini karena pangsa belanja online di Indonesia masih sangat kecil. Pada tahun 2016, pangsa tersebut baru sekitar 2,2% dari penjualan ritel. Pada tahun 2015, penjualan ritel tumbuh 8%, jauh diatas pertumbuhan ekonomi sebesar 4,88%. Pada tahun 2016, penjualan ritel tumbuh 9%, jauh diatas pertumbuhan ekonomi yang 5,02%.
Di sisi lain, pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo memiliki sebuah visi besar dalam sektor ekonomi digital untuk menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di ASEAN pada tahun 2020, dengan proyeksi nilai transaksi e-commerce mencapai 130 juta US Dollar pada tahun 2020. Visi ini didasarkan pada fakta bahwa perilaku masyarakat Indonesia sangat berorientasi digital.

Kesimpulan
Melihat betapa pesat perkembangan bisnis online dan juga ritel yang tidak mengalami penurunan, maka dapat dipahami bahwa bisnis online tidak begitu berpengaruh pada penurunan ritel.
Justru dengan adanya sistem online, banyak juga departemen store yang awalnya hanya melayani pembelian langsung saat ini membuka sistem online agar para konsumen yang tidak memiliki banyak waktu dapat tetap berbelanja dengan mudah. Misalnya saja Matahari Mall, dulu perusahaan yang banyak menjual pakaian dan item fashion ini hanya menjual produk – produknya melalui departemen store yang tersebar di banyak kota di Indonesia. Namun sekarang dengan maraknya penjualan online dan perkembangannya yang begitu pesat, Matarahi Mall juga membuka sistem penjualan online yang dapat diakses siapa saja dan dimana saja.

Sumber:
Detik  finance              ; Bisnis ritel modern lesu, Gara – gara belanja Online?
Kumparan                   ; Peluang dan tantangan ekonomi digital di Indonesia
Rappler                        ; Benarkah transaksi online jadi penyebab turunnya bisnis ritel?

HaloMoney.co.id        ; Pengaruh bisnis Online terhadap bisnis Offline di Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar