Katanya gunung itu gagah.
Lihat sekarang dia hancur bahkan rata dengan tanah
Dia yang gagah, luluh lantah oleh besi murahan
Bukankah dia gunung? Yang gagah nan kokoh
Kenapa Ia tak telan saja besi – besi ronsokan itu?
Agar Ia tetap gagah nan diagungkan
Tak sadarkah Ia banyak yang bergantung padanya?
Bukan.
Bukan salahnya.
Manusia bak tikus – tikus rakus yang tak memanusiakan diri
sendiri.
Dipikir dia hebat mampu menghancurkan gunung.
Membawa remahan – remahan gunung lantas membangun gedung –
gedung pencakar langit.
Dipikir dia hebat mampu menghancurkan gunung.
Dialah yang menunggu suatu saat.
Suatu saat ketika alam murka dan berbalik menghancurkannya.
Suatu saat ketika rumah mereka hancur dan tak ada lagi
tempat berlindung.
Entah hanyut, tertiup angin, tertimbun, terbakar atau
apalah.
Lalu mereka sadar betapa bodohnya.
Mengapa mencetak besi – besi penghancur.
Mengapa meratakan gunung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar