Kamis, 02 Februari 2017

pidato "BERBAKTI KEPADA ORANG TUA"


yang saya posting ini merupakan materi untuk lomba madin anak didik saya. tapi untuk kemaslahatan tentu boleh jika adik - adik ingin menggunakannya.
semoga bermanfaat untuk kita semua...






Assalamualaikumwr. wb.
الحمد لله ربّ العا لمين والصلاة والسّلام على اسرف الاءنبياء والمرسلين وعلى اله وصحبه اجمعين اما بعد

Yang terhormat, ustadz – ustadzah dewan juri
Yang terhormat, ustadz – ustadzah pendamping
Serta teman – teman yang berbahagia

Pertama – tama mari kita bersama – sama mengucapkan puji beserta syukur kehadirat Allah SWT yang hingga detik ini telah melimpahkan rahmatnya kepada kita semua hingga kita dapat berkumpul dalam majlis yang insyaallah barokah ini.
Selanjutnya, sholawat serta salam semoga tetap tercurah pada nabi agung Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman yang jahiliyyah yang gelap gulita menuju zaman yang terang benderang yakni addinul islam
Tak lupa pula kita berdo’a untuk kedua orang tua kita serta ustadz – ustadzah yang telah mendidik, membina, serta membekali kita semua dengan ilmu yang sangat begitu banyak, sehingga kini kita bisa berusaha terus beribadah kepada Allah SWT.

Teman – teman yang berbahagia...

Kita semua selaku anak memiliki kewajiban untuk berbakti kepada orang tua, kenapa?
Kita semua tahu orang tua kitalah yang selama ini merawat, mendidik, dan membimbing kita dengan penuh kesabaran. Memenuhi segala yang kita butuhkan serta rela membanting tulang untuk semua itu.
Mari kita bercermin pada kisah nabi Ismail AS. Betapa beliau berbakti serta menaati semua perkataan ayah beliau yakni nabi Ibrahim AS,
Tentu kita semua tahu kisah ini bukan? Kisah tentang bagaimana Nabi Ibrahih harus menyembelih Nabi Ismail.
Dalam kisah itu, bahkan beliau rela disembelih oleh ayahnya sendiri demi menaati perintahnya sekaligus perintah Allah SWT. – Dengan tulusnya nabi Ismail menuruti semua perkataan ayahnya,
“ayah, jika ini adalah perintah dari Allah, maka lakukanlah! Sembelihlah aku”
Subhanallah, mampukah kita berkata demikian?
Sesampainya Nabi Ismail dan ayahnya yakni nabi Ibrahim ditempat yang telah ditentukan sebelumnya, keraguan Nabi Ibrahim diteguhkan oleh Nabi Ismail, hingga Nabi Ibrahim benar – benar menyembelih Nabi Ismail.
Kemudian apa yang terjadi kawan - kawan?
Karena kepatuhan Nabi Ismail pada ayahnya yang begitu besar, Allah mengganti posisi nabi Ismail dengan seekor domba – hingga akhirnya disyariaatkan bagi kita untuk melaksanakan ibadah Qurban.
Nabi Ismail bersedia melakukan apa yang dikatakan ayahnya sebagai bentuk ketaatan, bahkan untuk disembelih. Bagaimana dengan kita? Apa kita juga demikian?
Nabi Ismail adalah contoh berbakti yang sempurna untuk kita semua agar kita juga bersikap demikian kepada orang tua kita.
أيُّهَا الإِخْوَاةْ. رَحِمَكُمُ الله
قال الله تعالى في كتابه الكريم
اعوذ بالله من الشيطان الرجيم – بسم الله الرحمن الرحيم
فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
الاية --

maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.’” (Al-Israa’ : 23-24)

أيُّهَا الإِخْوَاةْ. رَحِمَكُمُ الله
Betapa besar pengorbanan orang tua kepada kita, maka setidak – tidaknya kita harus menghormati beliau serta menaati semua perintah beliau. Sehingga kelak kita akan mendapatkan surga yang telah dijanjikan Allah SWT.
Saya rasa demikianlah pidato saya pada kesempatan ini, terimakasih atas perhatiannya semoga apa – apa yang saya sampaikan tadi bisa kita ambil hikmahnya, bila ada kesalahan atas yang saya ucapkan, maka itu murni kesalahan saya. Dan apabila ada yang benar dan baik, itu semata – mata datangnya darii Allah SWT.
آخر الكلام
wassalamualaikumwr. wb.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar